You are here: Home > Tugas Perkembangan Teknologi Komunikasi > The Cable and Telephone Industries and Your Home

The Cable and Telephone Industries and Your Home

Sepertarsitek-disain-rumah-cibuburi yang kita tahu, serat optik (FO) saluran mungkin menjadi backbone hiburan berbasis digital dan sistem informasi. Mereka bisa fitur interaktif dan konvensional program televisi, harga saham pasar, dan layanan tambahan. Penawaran ini dapat didukung oleh perusahaan kabel dan telepon (telcos). hal yang menjadi alasan pengembangan teknologi ini adalah VOD(Video On Demand). Singkatnya, VOD, yang datang di berbagai rasa bahwa fitur olahraga yang berbeda, dan dapat dianggap sebagai ditingkatkan pay-per-view (PPV). Dengan PPV, Anda dikenakan tetap untuk melihat film, konser, atau acara khusus.

VOD memperluas kemampuan ini dengan mendukung VOD memperluas kemampuan ini dengan mendukung program yang lebih beragam .Dalam satu konfigurasi, VOD bisa berfungsi seperti rental video kita pilih program yang kita inginkan. bisa juga menjadi perpustakaan film, televisi tua seri, dan program lainnya. Interaktif kontrol, yang akan berfungsi seperti mereka pada VCR konvensional, juga bisa fitur.  Ini juga berarti Anda dapat menyimpan dan menampilkan program di waktu luang Anda sendiri tidak
hanya ketika program pada awalnya disampaikan (misalnya, melalui sistem kabel). Konsep kebebasan yang berupaya ditawarkan VOD benar-benar merupakan sebuah nilai positif yang diinginkan setiap orang. Terutama yang selama ini terkekang dengan apa yang bisa ia tonton. Dengan sistem ini, ia akan kehilangan ‘siksaan’ harus melihat apa yang ingin ia lihat. Sistem seleksi yang ada dalam setiap diri manusia pun sangat dihargai di sini.

VOD komersial pertama kali muncul adalah di Hong Kong pada tahun 1990. Tetapi jauh dari efisien. Yang ada saat itu harga Video CD jauh lebih murah, sehingga perkembangannya pun mandek. Lebih jauh lagi, konsep VOD sendiri sebenarnya telah tertanam sejak dahulu. Sudah ada perusahan cable yang menyediakan pilihan bagi para pemirsanya. Konsep seperti ini membawa pengertianbaru bahwa konsumen bisa mendapatkan apa yang disebut The Entertainment-Information Merger. Yaitu penggabungan antara hiburan dan informasi dalam satu hal saja.

Hal seperti ini terus dan terus berkembang sehingga bisa menjadi kenyataan melalui berbagai teknologi yang berkembang saat ini. Bisa itu satelit, kabel, ataupun telepon. Sektor yang lain juga ada yang menggabungkan diri dengan konsep VOD ini misalnya computer software. Sehingga VOD bisa dan akan menjadi satu hal yang sangat menarik di kemudian hari.

Hingga akhirnya di UK, muncullah perusahaan yang meluncurkan VOD pertama kali. Nama perusahaannya adalah Kingston. Ini terjadi pada tahun 1998. Selanjutnya, VOD terus berkembang pesat di daerah Eropa. Hingga tahun 2006, berdasarkan European Audiovisual Observatory, tercatat ada 142 VOD berbayar yang beroperasi di Eropa. Di Amerika sendiri, VOD berawal dari Hawaii oleh Oceanic Cable pada Januari 2000. tanpa butuh waktu lama, sekarang seluruh bagian di Amerika sudah bisa menikmati VOD.

Tapi VOD pun masih dipertanyakan untuk mengatasi kebutuhan dan market dari konsumen.Mungkin dibilang dari biaya tambahan yang akan dikenakan ketika memakai tv cable.Apakah konsumen bersedia untuk merogoh kantong lebih untuk fasilitas ini.Ada beberapa orang yang ingin menikmati kemajuan teknologi,ada juga yang tidak menerima perubahan teknologi karena menurut mereka tidak menguntungkan mereka.

Satu lagi yang menjadi pengembangan VOD belakangan ini adalah Manufacturing on Demand (MOD) yang dikenal juga dengan DVD on Demand. Konsep ini malah mendekati konsep DVD karena konsumen bisa memiliki perangkat keras dari apa yang ia inginkan. Bentuknya bisa berupa DVD. Ini menjadi pilihan bagi perusahaan pembuat film ataupun serial televisi yang memiliki sesuatu yang diprediksi tidak akan begitu laku di pasaran. Namun jika ada copy digitalnya, mereka tetap bisa menjual kepada orang-orang yang menginginkannya saja.

Harus diakui konsep VOD belum terlalu berkembang di Indonesia. Jangankan ‘anak’nya konsep dasarnya sekalipun masih belum banyak yang tahu dan memanfaatkan. Tetapi tanda-tanda penggunaan VOD sudah terlihat. Misalnya ada sebuah situs bernama www.e-dukasi.net yang menawarkan VOD untuk materi yang bisa dipelajari. Masih sederhana, tapi bisa saja ini adalah titik awal berkembangnya VOD di sini.

Yang lebih berkembang justru VOD yang bergerak melalui ponsel. Teknologi 3G yang mengisi sebagian besar handphone keluaran saat ini, membuat konsep pengunduhan video secara portable lebih digemari dan berjalan di Indonesia.

VOD bukan berarti tanpa masalah. Contoh yang bisa muncul dalam konsep seperti ini adalah para pemainnya sendiri. Persaingan akan muncul tidak hanya dari cable dan satellite. Perusahaan telepon pun menjadi salah satu alternatif yang menjanjikan. Semakin banyaknya kemudahan yang diberikan pada perusahaan telepon, membuat telepon menjadi pesaing serius. Misalnya dalam hal video dialtone. Ini menjadi salah satu langkah yang menunjukkan kemampuan telepon untuk bersaing di dunia per-video-an. Buktinya dari kasus 3G di atas.

Masalah lain adalah dari sisi masyarakatnya sendiri. Jika pertanyaan ini diberikan ke daerah maju seperti Amerika, UK, atau bahkan Taiwan jawabannya kemungkinan besar ‘Ya’. Akan tetapi di Indonesia masih menjadi sebuah tanda tanya besar. Persentase pelanggan televisi kabel saja tidak terlalu besar. Apalagi dengan konsep VOD yang cenderung mahal dan baru ini. Besarnya angka pembajakan juga menjadi faktor. Jika ada bajakan yang murah, mengapa harus repot-repot membayar mahal. Prinsip seperti ini dianut banyak orang, sehingga konsep ini akan dengan sendirinya sulit berkembang

Menurut saya perkembangan VOD seperti yang dikatakan diatas sangatlah berguna bagi kita. Khususnya di Indonesia walaupun masih sangat kurang peminatnya, dimana kita dapat mengakses seluruh hiburan dan tayangan yang kita inginkan, tapi dengan sistem bayar PPV masih kurang cocok dengan Indonesia dimana kita bisa menggunakan TV Cable yang harganya lebih murah. Tapi seiring dengan perkembangan teknologi, VOD ini dapat kita akses dengan harga yang lebih relatif murah.

Refrensi : MAM- BLM : “ Technical Foundations of Modern Communication ”

id.Wikipedia.org

Yulie Wijaya

04- PFO/1301033923

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Leave a Reply